Presiden Mengakui Industri Otomotif Berkontribusi Besar Bagi Ekonomi Nasional GAIKINDO

From Human's Love
Jump to: navigation, search

Ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 dipastikan dibanjiri produk anyar berteknologi canggih seperti mesin hibrida, plug in hybrid, hingga teknologi tenaga listrik penuh. Perusahaan menyerap tenaga kerja sebanyak 51 ribu orang, dengan lebih dari 20 karyawan asal Indonesia bekerja di pabrik luar negeri. Dalam upaya meningkatkan ekspor, Jongki mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia perlu peka terhadap perkembangan pasar global yang terjadi, sehingga dapat memutuskan kebijakan yang mampu mendukung peningkatan ekspor produk otomotif.
Tahun lalu diperkirakan total investasi di sektor otomotif mencapai Rp 3,458 triliun, naik dari tahun 2009 yang tercatat Rp 3,423 triliun. Dikatakan, Sektor otomotif dan industri manufaktur lainnya bisa dikembangkan di Indonesia. Jadi, pada tahun 2019, kami akan lebih genjot lagi sektor industri untuk meningkatkan ekspor, terutama yang punya kapasitas lebih,” ungkapnya.

Komitmen dari industri otomotif Indonesia juga akan tercermin dari berbagai teknologi dan produk terbaru yang dihadirkan pada GIIAS 2018. Pada tahun 2011, industri tekstil tumbuh pesat yaitu sampai Triwulan III telah tumbuh sekitar 8,6%, padahal selama ini pertumbuhan industri tekstil termasuk lambat bahkan tahun 2007 dan 2008 pertumbuhannya negatif. Sektor industri menilai perlu kebijakan-kebijakan yang mendorong iklim investasi.
Strategi utama pemerintah adalah dengan berupaya menarik investasi industri untuk menjalankan hilirisasi sehingga dapat mensubstitusi produk impor. Perubahan struktur perekonomian Indonesia menuju ekonomi berbasis jasa, menurunkan kontribusi industri manufaktur Indonesia menjadi 20 persen pada tahun 2018 setelah sebelumnya mencapai titik tertinggi sebesar 26 persen pada tahun 2001.

Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia membuka The 12th GAIKINDO International Automotive Conference (GIAC) dengan memaparkan pentingnya perkembangan industri otomotif Indonesia, karena sektor ini mempunyai multiply effect terhadap industri dan sektor lainnya. Hal ini didorong oleh peningkatan produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang sudah mencapai US$ 3.000.
pt. solid gold berjangka subsidi ini, hasil dari pungutan ekspor juga disalurkan untuk penanaman kembali, penelitian, dan pengembangan sumberdaya manusia di industri minyak sawit Indonesia. Apalagi, saat ini Indonesia masuk dalam 16 besar negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia. Perlu dipahami bahwa industri otomotif merupakan salah satu indikator penting dalam menakar perekonomian, terutama di sektor manufaktur.

Pertumbuhan dunia otomotif yang sangat luar biasa terjadi di Indonesia pada tahun 2011 baik dalam penjualan mobil maupun motor. Untuk mendorong ekspor otomotif, pemerintah sedang membahas pajak PPnBM. Saat ini, industri komponen tier 1 di Indonesia hanya 500 perusahaan, sedangkan di Thailand sudah 700 lebih perusahaan. Ekspansi GIIAS ke Makassar kami harapkan dapat dijadikan ajang untuk mendorong pertumbuhan industri otomotif di Sulawesi.


Dalam waktu dekat, ada beberapa principal otomotif lagi yang bergabung, dan akan menjadikan Indonesia sebagai hub manufaktur otomotif di wilayah Asia,” imbuhnya. solid gold berjangka sudah kuat, misalnya mulai dari sektor baja, kimia, kaca hingga ban. Bahkan, Kementerian Perindustrian mencatat, kinerja industri otomotif di Indonesia semakin melesat, terlihat pula dari jumlah ekspor dalam bentuk komponen kendaraan yang naik hingga 13 kali lipat, dari 6,2 juta pieces pada tahun 2016 menjadi 81 juta pieces tahun 2017.
Kini Indonesia masih menjadi negara tujuan utama untuk investasi di sektor industri otomotif. Saat itu, kami bergantung pada ekspor komoditas, namun lima tahun terakhir, Indonesia fokus pada ekspor sektor manufaktur yang bernilai tambah tinggi,” pungkasnya. Tak heran lanjut Harjanto, jika industri otomotif berkembang, maka sektor industri pendukungnya juga akan ikut berkembang.
Ada beberapa faktor yang mendukung penjualan mobil di Indonesia. Maka itu, melalui sumbangsih sektor manufaktur yang cukup besar, tidak tepat kalau Indonesia dikatakan sebagai negara yang mengalami deindustrialisasi. Di sektor otomotif, Ngakan menambahkan, Indonesia juga unggul. Mengapa tidak sekaligus pembangunan kawasan tersebut disiapkan untuk menampung investasi di sektor manufaktur, termasuk investasi dari perusahaan otomotif maupun perusahaan pendukung, seperti produsen suku cadang otomotif.